"Politik identitas hanya akan menciptakan keretakan dan menghambat proses demokratisasi di daerah kita," tegas Darman dalam pernyataannya.
Kompleksitas sosial yang ada di Kolaka menuntut pendekatan yang lebih cerdas dan substantif dalam menghadapi kontestasi politik. Darman menekankan bahwa masyarakat hendaknya memilih pemimpin berdasarkan kapasitas, integritas, dan program kerja yang jelas, bukan semata-mata karena persamaan suku, agama, atau latar belakang primordial.
"Kualitas kandidat jauh lebih penting daripada sekadar memenuhi representasi identitas tertentu," ujarnya sambil mengajak masyarakat untuk lebih kritis dan rasional dalam menilai figur kepemimpinan.
Dalam konteks Pilkada Kolaka 2024, Darman meminta agar seluruh komponen masyarakat mampu bersikap dewasa dan mengedepankan nalar sehat. Ia menekankan bahwa demokrasi local hendaknya dimaknai sebagai proses pencarian pemimpin terbaik yang mampu membawa kemajuan daerah.
"Mari kita jadikan Pilkada 2024 sebagai momentum untuk menunjukkan kedewasaan bernegara, di mana kita mampu menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok," tegasnya.
Darman berkeyakinan bahwa masyarakat Kolaka memiliki kearifan untuk melewati proses pilkada dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab. Ia mengajak para tokoh masyarakat, pemuka agama, dan para elit politik untuk bersama-sama meredam potensi konflik dan menciptakan suasana kondusif.
"Kami yakin, dengan kesadaran kolektif, masyarakat Kolaka mampu menunjukkan bahwa demokrasi dapat berjalan dengan martabat, tanpa harus terjebak dalam praktik politik identitas yang destruktif," pungkas Darman memperingatkan sekaligus memberikan harapan.
إرسال تعليق