Kendari, 1 Januari 2024 - Kabar baik datang bagi Sulawesi Tenggara (Sultra) dengan turunnya tingkat inflasi year on year (yoy) di bawah angka nasional. Data ini diumumkan oleh Mendagri, M. Tito Karnavian dalam Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi yang dilakukan secara hybrid dari Kantor Kemendagri Jakarta pada Senin (01/01/24).
Menurut Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, angka inflasi Sultra pada Desember 2023 mencapai 2,58%, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 2,61%. Posisi Sultra berada di peringkat ke-21 dari 34 provinsi di Indonesia, menunjukkan penurunan dari peringkat ke-20 pada November lalu dengan angka 2,87%.
"Alhamdulillah, data ini merupakan pencapaian baru bagi kita semua. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menurunkan tingkat inflasi di Sultra," ujar Andap saat diwawancarai pasca Rakor.
Meski meraih prestasi, Pj Gubernur mengingatkan untuk tidak cepat berpuas diri. Dalam tahun 2024, dua Kabupaten tambahan, yaitu Konawe dan Kolaka, akan dinilai atas angka inflasinya oleh BPS.
"Dengan hasil ini, kita tidak boleh berpuas diri. Harus terus melakukan upaya pengendalian inflasi. Dua Kabupaten baru akan dimonitor angka inflasinya. Kita harus tetap optimis menjaga stabilitas di bawah angka nasional," tambahnya.
Andap juga mengungkapkan tiga komoditas yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi (year on year), yaitu beras, angkutan udara, dan cabai. Pemprov Sultra telah menyiapkan langkah-langkah solusi, termasuk menjadikan beberapa tempat di Sultra sebagai sentra komoditas tertentu.
"Pengendalian inflasi melibatkan beberapa aspek, seperti keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif dengan para stakeholder," jelasnya.
Saat Rakor, Mendagri juga memberikan instruksi kepada Kepala Daerah agar waspada dan menyiapkan langkah antisipasi terkait kenaikan harga cabai rawit dan komoditas lainnya.
Penulis: Amar Muarif
إرسال تعليق