Acara dimulai dengan pembukaan yang khidmat. Para peserta membentuk formasi melingkar, menyalakan lilin satu per satu hingga cahayanya memenuhi pelataran fakultas. Nyala api yang bergoyang lembut seolah menjadi penghormatan bagi para pahlawan yang telah gugur dalam peristiwa berdarah September 1965.
Setelah prosesi penyalaan lilin, acara dilanjutkan dengan panggung ekspresi. Mahasiswa bergantian naik ke atas panggung sederhana yang telah disiapkan. Mereka membacakan puisi, menyanyikan lagu perjuangan, dan menyampaikan orasi yang sarat akan pesan kemanusiaan dan cinta tanah air. Suara-suara lantang mereka memecah keheningan malam, menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Peringatan September Hitam ini ditutup dengan refleksi bersama. Para peserta diajak untuk merenungkan kembali makna sejarah dan pentingnya belajar dari masa lalu. Mereka berkomitmen untuk terus menjaga ingatan kolektif bangsa, sembari bekerja keras membangun masa depan yang lebih cerah. Ketika lilin-lilin mulai padam satu per satu, para mahasiswa meninggalkan pelataran FISIE dengan tekad yang semakin membara untuk menjadi agen perubahan bagi Indonesia yang lebih baik.
Post a Comment